Mengenal Musik Indonesia Yang Penuh Warna

Esignaturelegalwiki – Tahukah Anda bahwa 21 Juni adalah Hari Musik Sedunia? Mungkin sebagian dari kita menganggap perayaan ini cukup unik. Bahkan, banyak negara di dunia merayakan Hari Musik Sedunia.

Sejarah Fête de la Musique berawal dari tahun 1982 di Prancis. Untuk bagiannya, bulan Juni merupakan masa peralihan dari musim semi ke musim panas (yang terjadi di negara-negara dengan empat musim), yang disebut periode titik balik matahari.

Tanggal 21 Juni juga biasanya diperingati sebagai pergantian musim atau titik balik matahari musim panas dan diikuti dengan acara Fête de La Musique. Di sinilah Hari Musik Sedunia didirikan. Perayaan pertama Hari Musik Sedunia berlangsung dengan pertunjukan alat musik dan konser bersama musisi. Pesertanya pun beragam, mulai dari musisi amatir hingga musisi profesional dan penyanyi populer.

Kini, selain Indonesia dan Prancis, beberapa negara sedang merayakan Hari Musik Sedunia. Di antaranya, Amerika Serikat, Italia, Yunani, Brasil, Peru, Inggris, Rusia, China, dan Jepang. Hari Musik Sedunia ini merupakan upaya untuk mengingatkan orang-orang bahwa musik mendukung kesehatan mental dan meningkatkan ketenangan pikiran.

Momentum Hari Musik Sedunia ini juga penting bagi kita warga negara Indonesia. Memiliki negara yang kaya akan seni dan budaya membuat kita melihat kembali potensi Indonesia di Hari Musik Sedunia. Alat musik dan musik tradisional di Indonesia sebenarnya sangat beragam.

Di antara sekian banyak alat musik tradisional, mungkin yang paling populer adalah gamelan yang berasal dari daerah Jawa. Namun, selain gamelan, masih banyak alat musik tradisional lainnya di Indonesia. Mari kita lihat beberapa di antaranya.

1. Sumatera Utara

Masyarakat Sumatera Utara dikenal memiliki suara emas. Karakter vokal yang kuat dan intonasi yang tepat saat bernyanyi adalah beberapa ciri khas penyanyi Sumatera Utara. Sebut saja Judika Sihotang dan Joy Tobing.

Jika melihat budayanya, ternyata tradisi bermusik sudah melekat pada masyarakat Sumatera Utara sejak lama. Hal ini terlihat dari banyaknya alat musik tradisional khas Sumatera Utara. Ini termasuk gondang (mirip gendang), garantung, faritia (mirip gong tapi ukurannya kecil), dana druid (alat musik goyang), hapetan (mirip kecapi), dari doli-doli yang berasal dari pulau Nias, Sulim (mirip suling), Aramba (mirip gong dari pulau Nias), Sarune Bolon, Pannggaro, Taganing, Ole-ole, Ogung, Hesek dan Odap. Ada begitu banyak alat musik tradisional dari Sumatera Utara, tetapi apakah Anda pernah memainkannya?

Sumatera Utara juga terkenal dengan lagu-lagu bahasa daerahnya yang cukup populer. Beberapa di antaranya adalah Anju Ahu, Butet, Piso Surit, Dago Inang Sarge, Lisoi, Mariam Tomong dan Leleng Ma Hupaima. Jika Anda naik angkutan umum menuju Danau Toba, irama musik khas Sumatera Utara dapat menemani perjalanan Anda dan memberikan pengalaman tersendiri saat Anda berlibur di Sumatera Utara.

2. Sumatera Barat

Wilayah Sumatera Barat juga memiliki sejumlah alat musik tradisional. Alat musik tersebut antara lain bansi (mirip suling, terbuat dari bambu), saluang (mirip suling tetapi hanya memiliki empat lubang), pupuik tanduak (alat musik tiup tanduk kerbau), pupuik batang padi (alat musik tiup dari kayu anyaman batang padi). ), sarunai, rabab (mirip biola), aguang (mirip gong), talempong dan gandang.

Lagu-lagu tradisional Sumatera Barat juga sudah tidak asing lagi di telinga kita. Beberapa irama lagu Sumatera Barat yang catchy memudahkan kita untuk ikut bernyanyi. Misalnya Desa Nan Jauah di Mato, Dindin Badindin dan Den Lapeh Ayam. Musik easy to listening ini cocok untuk didengarkan sambil jalan-jalan di pantai-pantai kota Padang.

3. Sulawesi Selatan

Masyarakat Sulawesi Selatan juga memiliki alat musik tradisional yang unik. Sebut saja pui-pui (alat musik tiup), kecaping (alat musik gesek), talindo (terbuat dari tanduk kerbau atau sapi yang dipadukan dengan tempurung kelapa), gesok-gesok (alat musik gesek), lalosu, ana baccing, basi dan jalappa (semacam alat musik gesek). simbal).

Berbicara tentang lagu daerah, Anda mungkin pernah mendengar tentang Angin Mamiri dan Pakarena. Jika Anda berlibur di Pantai Losari, Makassar, Sulawesi Selatan, luangkan waktu untuk menikmati wisata kuliner seafood sambil mendengarkan musik lokal melalui smartphone Anda.

4. Bali

Alat musik tradisional Bali, mirip dengan Jawa, adalah gamelan. Namun cara memainkan gamelan Bali dan gamelan Jawa berbeda, salah satunya adalah notasi nada yang digunakan gamelan Jawa yaitu notasi nada kepatihan, sedangkan gamelan Bali menggunakan notasi ding dong.

Selain gamelan, ada alat musik Bali lainnya. Misalnya, genggong, guntang (sekilas mirip kentongan), suling gambuh (mirip suling tapi lebih panjang) dan pereret pengasih-asih (alat musik yang mirip terompet). Jika Anda berwisata ke Bali dan menikmati spa tradisional di sana, iringan musik gamelan Bali pasti akan meninggalkan kesan yang sulit untuk Anda lupakan.

5. Maluku

Wilayah Kepulauan Maluku tidak hanya terkenal dengan pemandangan bawah lautnya yang indah dan mempesona. Namun, musisi ternama Indonesia seperti mendiang Glenn Fredly dan Franky Sahilatua juga lahir di Maluku. Bahkan musik sudah mengakar di Maluku, dalam sejumlah upacara musik pengiring sepertinya tidak pernah kurang.

Apalagi tidak sedikit lagu khas Maluku yang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Saat Anda berwisata ke Maluku, luangkan waktu untuk mendengarkan musik tradisional. Contoh lagu khas Maluku antara lain Ayo Mama yang bernada ceria, Ambon Manise, O Ulate, dan Rasa Saange.

Maluku juga memiliki alat musik tradisional unik yang jarang ditemukan di daerah lain. Misalnya Tahuri, alat musik yang terbuat dari kerang. Alat musik khas Maluku lainnya adalah pelampung berbentuk suling, toleng-toleng dan yangere.

Sumber:

download lagu