Inilah 5 Dongeng Anak Sebelum Tidur Tentang Islam

☆ Dongeng Anak Islami Sebelum Tidur dan Manfaatnya – M7

Bagi orang tua, membacakan dongeng anak sebelum tidur tentang Islam adalah salah satu cara yang efektif untuk mengajarkan anak-anak tentang ajaran agama dengan cara yang menyenangkan.

Selain itu juga, manfaat utama dari dongeng Islami adalah untuk mendidik anak-anak tentang nilai-nilai kehidupan berdasarkan ajaran Islam. Dongeng Islami untuk anak sebelum tidur dapat digunakan sebagai sarana untuk mengajarkan anak-anak cara beribadah.

Berikut beberapa dongeng anak sebelum tidur tentang Islam yang bisa dibacakan untuk menemani anak sebelum tidur.

  1. Tukang Semir Baik Mendapatkan Derajat Haji

Dahulu kala, ada seorang laki-laki yang hidup dengan pas-pasan sebagai tukang semir sepatu. Meskipun hidupnya sederhana, ia adalah seorang yang sangat rajin dalam menjalankan ibadahnya. Walaupun hidupnya sulit, niatnya untuk pergi haji tidak pernah surut.

Pada suatu hari, ketika uangnya sudah cukup untuk pergi haji, seorang tetangganya yang juga hidup miskin meminta bantuan untuk berobat karena sakit parah. Tanpa ragu-ragu, dia memberikan uang tabungannya untuk membantu tetangganya.

Sementara itu, di kampung seberang, seorang saudagar kaya berangkat ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji. Ketika di Padang Arafah, dia bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad SAW dan bertanya, “Siapa yang ibadah hajinya akan diterima oleh Allah SWT?” Nabi menjawab bahwa seorang tukang semir sepatu miskin lah yang akan menjadi haji mabrur.

  1. Persahabatan Karena Allah

Alkisah ada seorang pria yang bernama Husain, dia mempunyai sahabat dekat yang bernama Ali. Mereka bersahabat sejak kecil hingga dewasa Ali memutuskan untuk merantau. Kota Husain dan Ali sangat jauh jaraknya. Untuk sampai ke kotanya Ali, Husain harus melewati hutan, padang pasir, dan pegunungan.

Suatu hari Husain memutuskan untuk mengunjungi Ali. Sudah bertahun-tahun lamanya dia tidak bertemu dengan sahabatnya itu. Dalam perjalanan menuju kota Ali, Husain bertemu dengan seorang laki-laki. Dia bertanya kepada Husain hendak kemana. Husain menjawab dia ingin mengunjungi sahabatnya Ali yang ada di kota seberang.

Laki-laki tersebut bertanya kepada Husain, “Apakah kamu mengunjungi sahabatmu karena ingin menagih hutang?” Husain menjawab, “Tidak, saya mengunjunginya karena saya menyayanginya.” Sang laki-laki tersenyum dan berkata “Aku adalah malaikat Jibril yang ditugaskan Allah untuk melindungi perjalananmu karena keikhlasanmu menyayangi sahabatmu.”

  1. Kisah Nabi Ibrahim yang Dibakar Hidup-hidup

Nabi Ibrahim lahir di tengah masyarakat jahiliah yang musyrik. Kedua orangtua Nabi Ibrahim memilih mengasingkan anaknya ke hutan sebab Raja Namrud, pemimpin di negeri tempat Nabi Ibrahim tinggal, mengeluarkan peraturan untuk membunuh bayi laki-laki yang baru lahir.

Ketika dewasa, Nabi Ibrahim yang cerdas memahami bahwa berhala yang disembah warga bukanlah tuhan yang seharusnya disembah. Nabi Ibrahim pun memutuskan untuk menghancurkan berhala yang berada di wilayah Namrud.

Mengetahui berhala di negerinya rusak, Raja Namrud marah besar dan memerintahkan para tentaranya untuk menghukum Nabi Ibrahim. Raja Namrud ingin Nabi Ibrahim dibakar hidup-hidup di tengah kobaran api yang panas.

Saat Nabi Ibrahim dilempar ke bara api yang menyala, Ia berkata, “Allah (sendiri) sudah cukup bagi kami, dan, Dia adalah yang terbaik dalam segala urusan.” Setelah mengatakan kalimat tersebut, api yang tengah membara itu padam, lalu Nabi Ibrahim keluar dari puing-puing api tanpa luka sedikit pun.

  1. Kebaikan yang Dihadiahi Mutiara Indah

Alkisah, hiduplah empat orang anak bersama ayah mereka yang sedang sakit. Faiz, sang anak bungsu selalu merawat Ayah mereka yang sedang sakit tersebut dengan tulus dan ikhlas. Sementara 3 anak lainnya tidak mau merawat sang Ayah.

Saat sang Ayah meninggal, Faiz pun begitu sedih. Saat Faiz sedang bersedih, ketiga saudara Faiz mengambil semua harta warisan Ayahnya dan pergi meninggalkan Faiz seorang diri.

Beberapa tahun kemudian, Faiz bermimpi bertemu dengan Ayahnya. Di dalam mimpi, sang Ayah menyuruhnya untuk pergi ke suatu tempat untuk mengambil uang sebanyak seratus Dinar. Faiz pun mengabaikan mimpi tersebut. Namun, Faiz terus memimpikan itu selama 3 hari berturut-turut. Karena terus memimpikannya, akhirnya Faiz pergi ke tempat yang disebutkan oleh sang Ayah.

Sesampainya di tempat itu, Faiz benar-benar menemukan uang seratus Dinar tersebut. Namun, dia hanya mengambil satu dinar saja, karena merasa tidak membutuhkan uang sebanyak itu. Dengan suka cita, Faiz pun pergi ke pasar untuk membeli 2 ekor ikan. Sesampai di rumah, istrinya segera membersihkan ikan-ikan itu.

Betapa terkejutnya istri Faiz saat membelah perut ikan tersebut karena dia menemukan dua buah mutiara yang paling indah di dunia.

  1. Kisah Nabi Daud dan Seekor Ulat

Suatu hari, dia yang sedang membaca kitab Mazmur sambil duduk diam di surau melihat seekor ulat metah yang ada disekitarnya. Dia kemudian mengamati ulat itu dan berpikir dalam hatinya, “Apa yang Tuhan harapkan dari ulat kecil ini?”

Mengetahui pemikiran Nabi Daud, maka Allah SWT kemudian membiarkan ulat tersebut berbicara seperti manusia. Ulat merah berkata kepada Daud:

“Ya Nabi Allah SWT menginspirasiku untuk selalu melafalkan tasbih Subhanallahu walhamdulillah wala ilaha illallahu wallahu akbar setiap hari sebanyak 1000 kali dalam sehari. Pada malam hari Allah SWT mengilhami aku untuk melafalkan Allahumma solli ala Muhammadin annabiyyil ummiyyi wa ala alihi wa sohbihi wa sallim sebanyak 1000 kali juga”.

Kemudian ulat juga berkata kepadanya:

“Lalu apa yang bisa kamu katakan padaku sehingga aku bisa mendapatkan keuntungan darimu ya Nabi Allah?”

Mendengar perkataan ulat bulu membuat Nabi Daud sadar bahwa dirinya salah, ia telah merendahkan makhluk Tuhan yang terlihat kecil dan tidak bisa berbuat apa-apa. Faktanya, mereka bisa lebih kuat dalam menyembah Tuhan dengan cara mereka sendiri.

Kemudian Nabi Daud memohon ampun dan berserah diri kepada Allah SWT. Begitulah sifat pemikir dari seorang Rasul yang bijaksana. Setelah itu, dia tidak lagi memandang rendah semua makhluk ciptaan Tuhan.